Jumat, 28 Juni 2013

BBM Bersubsidi dan Kebijakan Pemerintah

BBM Bersubsidi dan Kebijakan Pemerintah
Setiap orang tentunya pasti mengenal dengan sebutan BBM. Bahan bakar Minyak atau yang lebih dikenal dengan BBM ini merupakan komoditas penting yang digunakan hampir setiap orang, baik itu bensin, solar maupun minyak tanah. Dengan adanya rencana pemerintah untuk kenaikan harga BBM membuat sejumlah elemen masyarakat menjerit. Bagaimana tidak, kenaikan BBM dipastikan akan berpengaruh pada berbagai sector kehidupan masyarakat khususnya transportasi, sembako dan juga property. Sector transportasi dan masyarakat ekonomi lemah yang menggunakan BBM bersubsidi sebagai penunjang perekonomian merupakan golongan pertama yang akan merasakan dampak dari kenaikan BBM. Buktinya saja belum ditetapkan harga BBM naik, harga-harga sembako di pasar-pasar tradisional sudah mulai berangsur naik, apalagi jika BBM naik, maka masyarakat kecil seperti kita akan mendapatkan dampak buruk. Biaya pendidikan mahal, biaya kesehatan mahal, sembako melonjak naik, ditambah harga BBM naik sungguh kehidupan yang sangat tidak adil bagi kita masyarakat kecil.
Sejumlah masyarakat maupun mahasiswa peduli rakyat kecil, berbondong-bondong melakukan aksi Demo di sejumlah tempat. Tujuannya hanya satu, agar pemerintah lebih terbuka dan melihat nasib-nasib rakyat kecil akan dampak yang terjadi jika benar BBM akan dinaikkan.
Subsidi BBM yang disebut-sebut pemerintah menjadi satu polemic di masyarakat. Dengan adanya kenaikan BBM maka rakyat akan menjadi semakin sulit, selain sulit untuk kebutuhan pokok yang sudah tentu akan ikutan naik terutama mau mendekati bulan ramadhan dan lebaran idul fitri, masyarakat juga akan menjadi sulit untuk mencari pekerjaan. Selain itu juga sebagian besar yang bekerja menjadi buruh akan menjadi getar-getir takut akan di PHK. Perusahaan biasanya dalam masa sulit akan mudah melakukan PHK diperparah dengan kebutuhan yang semakin lama semakin meningkat.
Jika memang pemerintah tidak memiliki jalan lain dan harus menaikkan harga BBM bersubsidi, maka seharusnya pemerintah juga harus turun langsung ke masyarakat dan memantau harga kebutuhan bahan pokok agar kenaikan BBM bersubsidi juga tidak berdampak dengan harga bahan pokok di pasar-pasar tradisional maupun supermarket. Dan pemerintah juga harus lebih tegas dalam melakukan sanksi terhadap pedagang-pedagang yang nakal dalam menentukan harga. Bayangkan saja, harga BBM bersubsidi belum di putuskan naik saja, bahan pokok sudah naik. Apalagi jika harga BBM terealisasikan. Maka rakyat kecil pun tidak akan mampu untuk berbelanja bahan pokok sehari-hari.
Mengapa pemerintah tidak memberlakukan kebijakan ini hanya untuk pemerintah pusat dan daerah, para pengusaha, serta mobil pribadi saja. Sedangkan untuk anak-anak sekolah/mahasiswa tarif ongkos angkutan umum tidak dinaikkan selain itu juga untuk kendaraan roda dua kalau bisa dari harga 4500/liter hanya naik 5000/liter, karena biasanya yang menggunakan kendaraan roda dua merupakan golongan menengah kebawah, sedangkan yang memiliki mobil pribadi sudah tentunya memiliki kecukupan untuk kehidupannya.


BBM bersubsidi bagi rakyat miskin hanyalah janji manis karena selama ini yang menikmati bukanlah orang yang seharusnya mendapatkan jatah tersebut, bahkan orang golongan atas pun bisa menikmati. Sebaiknya dalam membagiakan jatah subsidi tersebut pemerintah turun langsung melihat kebenarannya apakah orang tersebut golongan bawah atau menengah supaya tidak terjadi kecurangan dalam pembagian subsidi tersebut. Sebaiknya pemerintah memperhatikan dan meningkatkan perekonomian masyarakat terlebih dahulu baru menaikkan harga BBM sehingga tidak terjadi gejolak-gejolak yang tidak di inginkan karena jika masyarakat sudah mapan tidak akan menolak kenaikkan BBM tersebut karena untuk meningkatkan perekonomian nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar