BBM Bersubsidi dan Kebijakan Pemerintah
Setiap orang tentunya pasti mengenal dengan sebutan BBM. Bahan bakar
Minyak atau yang lebih dikenal dengan BBM ini merupakan komoditas penting yang
digunakan hampir setiap orang, baik itu bensin, solar maupun minyak tanah.
Dengan adanya rencana pemerintah untuk kenaikan harga BBM membuat sejumlah
elemen masyarakat menjerit. Bagaimana tidak, kenaikan BBM dipastikan akan
berpengaruh pada berbagai sector kehidupan masyarakat khususnya transportasi,
sembako dan juga property. Sector transportasi dan masyarakat ekonomi lemah
yang menggunakan BBM bersubsidi sebagai penunjang perekonomian merupakan
golongan pertama yang akan merasakan dampak dari kenaikan BBM. Buktinya saja
belum ditetapkan harga BBM naik, harga-harga sembako di pasar-pasar tradisional
sudah mulai berangsur naik, apalagi jika BBM naik, maka masyarakat kecil
seperti kita akan mendapatkan dampak buruk. Biaya pendidikan mahal, biaya
kesehatan mahal, sembako melonjak naik, ditambah harga BBM naik sungguh
kehidupan yang sangat tidak adil bagi kita masyarakat kecil.
Sejumlah masyarakat maupun mahasiswa peduli rakyat kecil,
berbondong-bondong melakukan aksi Demo di sejumlah tempat. Tujuannya hanya
satu, agar pemerintah lebih terbuka dan melihat nasib-nasib rakyat kecil akan
dampak yang terjadi jika benar BBM akan dinaikkan.
Subsidi BBM yang disebut-sebut pemerintah menjadi satu polemic di
masyarakat. Dengan adanya kenaikan BBM maka rakyat akan menjadi semakin sulit,
selain sulit untuk kebutuhan pokok yang sudah tentu akan ikutan naik terutama
mau mendekati bulan ramadhan dan lebaran idul fitri, masyarakat juga akan
menjadi sulit untuk mencari pekerjaan. Selain itu juga sebagian besar yang
bekerja menjadi buruh akan menjadi getar-getir takut akan di PHK. Perusahaan
biasanya dalam masa sulit akan mudah melakukan PHK diperparah dengan kebutuhan
yang semakin lama semakin meningkat.
Jika memang pemerintah tidak memiliki jalan lain dan harus menaikkan
harga BBM bersubsidi, maka seharusnya pemerintah juga harus turun langsung ke
masyarakat dan memantau harga kebutuhan bahan pokok agar kenaikan BBM
bersubsidi juga tidak berdampak dengan harga bahan pokok di pasar-pasar
tradisional maupun supermarket. Dan pemerintah juga harus lebih tegas dalam melakukan
sanksi terhadap pedagang-pedagang yang nakal dalam menentukan harga. Bayangkan
saja, harga BBM bersubsidi belum di putuskan naik saja, bahan pokok sudah naik.
Apalagi jika harga BBM terealisasikan. Maka rakyat kecil pun tidak akan mampu
untuk berbelanja bahan pokok sehari-hari.
Mengapa pemerintah tidak memberlakukan kebijakan ini hanya untuk
pemerintah pusat dan daerah, para pengusaha, serta mobil pribadi saja.
Sedangkan untuk anak-anak sekolah/mahasiswa tarif ongkos angkutan umum tidak
dinaikkan selain itu juga untuk kendaraan roda dua kalau bisa dari harga
4500/liter hanya naik 5000/liter, karena biasanya yang menggunakan kendaraan
roda dua merupakan golongan menengah kebawah, sedangkan yang memiliki mobil
pribadi sudah tentunya memiliki kecukupan untuk kehidupannya.
BBM bersubsidi bagi rakyat miskin hanyalah janji manis karena selama ini
yang menikmati bukanlah orang yang seharusnya mendapatkan jatah tersebut,
bahkan orang golongan atas pun bisa menikmati. Sebaiknya dalam membagiakan
jatah subsidi tersebut pemerintah turun langsung melihat kebenarannya apakah
orang tersebut golongan bawah atau menengah supaya tidak terjadi kecurangan
dalam pembagian subsidi tersebut. Sebaiknya pemerintah memperhatikan dan
meningkatkan perekonomian masyarakat terlebih dahulu baru menaikkan harga BBM
sehingga tidak terjadi gejolak-gejolak yang tidak di inginkan karena jika
masyarakat sudah mapan tidak akan menolak kenaikkan BBM tersebut karena untuk
meningkatkan perekonomian nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar