Senin, 24 Juni 2013

cerpen : Keluarga adalah Sumber Kebahagiaanku

Cerpen 
KELUARGA ADALAH SUMBER KEBAHAGIAANKU 

Di kota yang cukup padat penduduknya ini lah aku bersama keluarga ku tinggal dan hidup yang sangat sederhana. Ayah ku yang hanya seorang pemulung dan ibu ku yang hanya seorang buruh cuci membesarkan ku dengan kasih sayang meski ku memiliki kekurangan di banding anak-anak normal seusia ku. Kekurangan fisik yang kualami terkadang membuat ku minder terhadap teman-teman seumuran ku, bukan hanya kurang percaya dirinya aku tetapi mereka juga sering mengolok-olok aku akan kecacatan yang aku miliki.

Sedih dan rasa marah sering membuat ku menyalahkan sang pencipta. Mengapa aku memiliki kecacatan yang membuat ku selalu malu berhadapan dengan orang banyak. aku selalu meratapi apa yang aku alami setiap aku melihat diriku yang cacat di hadapan cermin. Tak jarang dengan fisik ini membuat aku lebih suka mengurung diri di rumah dari pada harus bertemu dengan orang lain.

“sampai kapan kamu akan mengurung dirimu di rumah seperti ini anak ku?” sapa ibu ku saat beliau melihat ku di kamar dengan lesu
“oh ibu, aku tak akan pernah mampu tuk menghadapi dunia dengan kekurangan ku ini, aku sudah lelah di perolok-olok oleh teman-teman ku bahkan sering menjadi hinaan untuk para tetangga sekitar kita, aku tak ingin membuat ayah dan ibu malu akan kekurangan yang aku punya, biar kan saja aku didalam rumah karena hanya ini yang bisa membuat aku lebih tenang ibu” tangis ku pecah saat ku menceritakan keluh kesah kepada ibu. Ibu ku langsung memeluk ku, membuat ku merasa lebih tenang, semua amarah ku hilang saat ku di dekapan ibu.

“ingat lah satu hal anak ku, jangan kamu malu dengan kekurangan yang kamu miliki, tapi bangkit lah dan semangat lah kamu nak, tunjukkan kepada setiap orang yang mencaci maki mu, menghinamu, bahkan sering mengolok-olok mu itu dengan sebuah kebanggaan dan prestasi mu nak. Ibu dan ayah tidak pernah merasa malu memiliki anak seperti mu, maka kamu juga harus bangga dengan dirimu sendiri. Prestasi yang kamu miliki di sekolah dulu harusnya membuat mu menjadi lebih tegar. Orang yang normal fisiknya saja belum tentu memiliki prestasi yang cukup membanggakan” nasehat ibu membuat ku menjadi semangat baru dan membuat pikiran sempit ku menjadi luas. Akhirnya aku sadar, semakin ku meratapi kekurangan yang aku miliki dan menyalahkan sang pencipta yang menciptakan aku dengan kekurangan ini membuat aku semakin terpuruk dan membuat ku semakin takut tuk menjalani hidup, maka aku harus berani tunjukkan dengan semua orang bahwa sisi kekurangan ku ini menjadi sisi kelebihan ku.

Dalam sujud malamku, ku ambil wudhu dan sejadah, memohon ampun kepada sang pencipta dimana aku selalu menyalahkan-Nya tentang apa yang ku terima, tetapi ku tidak mensyukuri dengan hikmah disebaliknya.

Sekarang aku sudah percaya diri dengan kekurangan yang ku punya, hinaan dari orang-orang yang membenci ku membuat ku motivasi lebih maju dan menjadi lebih baik. Dengan bersikap seperti ini aku sekarang bekerja di perusahaan swasta besar di ibu kota dan menjadi salah satu anggota di asosiasi penyandang cacat di kota ku.

Aku bangga terhadap kedua orang tua ku, yang dimana dengan kehidupan kami yang kekurangan anyah dan ibu tidak pernah mengajarkan aku untuk meminta-minta seperti pengemis terhadap orang lain, dan meminta belas kasih orang lain agar menjadi baik, tapi mereka selalu mengajarkan aku bahwa semangat dan tekat yang kuat akan membuat kita menjadi lebih baik, meskipun memiliki kekurangan dibandingkan orang-orang normal yang lainnya. Dan mereka selalu memberikanku sebuah semangat dimana kekurangan yang kita punya, hendaknya menjadi kelebihan untuk kita dan membuat mereka yang mengolok-olokmu, menghinamu malu terhadap mu, karena apa yang kamu punya belum tentu mereka memilikinya.
“Don’t you ever embarrassed by flaws you have, but proud that with the lack of which you have it, because maybe you will be the lack of excess you to reach your dream” “jangan pernah kamu malu dengan kekurangan yang kamu miliki, tetapi banggalah dengan kekurangan yang kamu miliki itu, karena mungkin kekuranganmu akan menjadi kelebihanmu untuk meraih mimpi”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar