Cerpen
KELUARGA ADALAH SUMBER KEBAHAGIAANKU
Di kota yang cukup padat
penduduknya ini lah aku bersama keluarga ku tinggal dan hidup yang sangat
sederhana. Ayah ku yang hanya seorang pemulung dan ibu ku yang hanya seorang
buruh cuci membesarkan ku dengan kasih sayang meski ku memiliki kekurangan di
banding anak-anak normal seusia ku. Kekurangan fisik yang kualami terkadang
membuat ku minder terhadap teman-teman seumuran ku, bukan hanya kurang percaya
dirinya aku tetapi mereka juga sering mengolok-olok aku akan kecacatan yang aku
miliki.
Sedih dan rasa
marah sering membuat ku menyalahkan sang pencipta. Mengapa aku memiliki
kecacatan yang membuat ku selalu malu berhadapan dengan orang banyak. aku
selalu meratapi apa yang aku alami setiap aku melihat diriku yang cacat di
hadapan cermin. Tak jarang dengan fisik ini membuat aku lebih suka mengurung
diri di rumah dari pada harus bertemu dengan orang lain.
“sampai kapan
kamu akan mengurung dirimu di rumah seperti ini anak ku?” sapa ibu ku saat
beliau melihat ku di kamar dengan lesu
“oh ibu, aku tak
akan pernah mampu tuk menghadapi dunia dengan kekurangan ku ini, aku sudah
lelah di perolok-olok oleh teman-teman ku bahkan sering menjadi hinaan untuk
para tetangga sekitar kita, aku tak ingin membuat ayah dan ibu malu akan
kekurangan yang aku punya, biar kan saja aku didalam rumah karena hanya ini
yang bisa membuat aku lebih tenang ibu” tangis ku pecah saat ku menceritakan
keluh kesah kepada ibu. Ibu ku langsung memeluk ku, membuat ku merasa lebih
tenang, semua amarah ku hilang saat ku di dekapan ibu.
“ingat lah satu
hal anak ku, jangan kamu malu dengan kekurangan yang kamu miliki, tapi bangkit
lah dan semangat lah kamu nak, tunjukkan kepada setiap orang yang mencaci maki
mu, menghinamu, bahkan sering mengolok-olok mu itu dengan sebuah kebanggaan dan
prestasi mu nak. Ibu dan ayah tidak pernah merasa malu memiliki anak seperti
mu, maka kamu juga harus bangga dengan dirimu sendiri. Prestasi yang kamu
miliki di sekolah dulu harusnya membuat mu menjadi lebih tegar. Orang yang
normal fisiknya saja belum tentu memiliki prestasi yang cukup membanggakan”
nasehat ibu membuat ku menjadi semangat baru dan membuat pikiran sempit ku
menjadi luas. Akhirnya aku sadar, semakin ku meratapi kekurangan yang aku
miliki dan menyalahkan sang pencipta yang menciptakan aku dengan kekurangan ini
membuat aku semakin terpuruk dan membuat ku semakin takut tuk menjalani hidup,
maka aku harus berani tunjukkan dengan semua orang bahwa sisi kekurangan ku ini
menjadi sisi kelebihan ku.
Dalam sujud
malamku, ku ambil wudhu dan sejadah, memohon ampun kepada sang pencipta dimana
aku selalu menyalahkan-Nya tentang apa yang ku terima, tetapi ku tidak
mensyukuri dengan hikmah disebaliknya.
Sekarang aku
sudah percaya diri dengan kekurangan yang ku punya, hinaan dari orang-orang
yang membenci ku membuat ku motivasi lebih maju dan menjadi lebih baik. Dengan
bersikap seperti ini aku sekarang bekerja di perusahaan swasta besar di ibu kota dan menjadi salah satu anggota di asosiasi penyandang
cacat di kota
ku.
Aku bangga
terhadap kedua orang tua ku, yang dimana dengan kehidupan kami yang kekurangan
anyah dan ibu tidak pernah mengajarkan aku untuk meminta-minta seperti pengemis
terhadap orang lain, dan meminta belas kasih orang lain agar menjadi baik, tapi
mereka selalu mengajarkan aku bahwa semangat dan tekat yang kuat akan membuat
kita menjadi lebih baik, meskipun memiliki kekurangan dibandingkan orang-orang
normal yang lainnya. Dan mereka selalu memberikanku sebuah semangat dimana
kekurangan yang kita punya, hendaknya menjadi kelebihan untuk kita dan membuat
mereka yang mengolok-olokmu, menghinamu malu terhadap mu, karena apa yang kamu
punya belum tentu mereka memilikinya.
“Don’t you ever embarrassed by flaws you
have, but proud that with the lack of which you have it, because maybe you will
be the lack of excess you to reach your dream” “jangan pernah kamu malu dengan kekurangan yang kamu miliki, tetapi banggalah dengan kekurangan yang kamu miliki itu, karena mungkin kekuranganmu akan menjadi kelebihanmu untuk meraih mimpi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar