NELAYAN TANGKAP
BERALIH BUDI DAYA IKAN KERAPU
Aris (57) salah seorang nelayan di Kampung Madung mengatakan, usaha
budidaya ikan kerapu dengan keramba jarring apung mulai dilirik oleh nelayan
setempat setahun belakangan ini.
“usaha pembudidayaan ikan kerapu ini diharapkan mampu meningkatkan
kesejahteraan nelayan Kampung Madung,” kata Aris, jika hanya mengandalkan hasil
tangkapan sering terkendala cuaca, seperti saat ini musim hujan mereka tidak
dapat melaut
Budidaya ikan kerapu masih cukup menjanjikan karena permintaan ikan
tersebut masih cukup tinggi, harga perkilonya Rp.95.000,00 baik untuk rumah
makan setempat maupun pasar local.
Sementara itu Arifin (48) nelayan lain mengaku, mengandalkan hasil
tangkapan dilaut sulit diharapkan karena sulit terganggu cuaca buruk, langkah
budidaya kerapu dengan keramba budidaya apung bisa meningkatkan kehidupan
nelayan setempat.
Budidaya ikan kerapu cukup menguntungkan, kata Arifin, selain harga ikan
tersebut bertahan tinggi, kerapu sangat diminati oleh konsumen lokal maupun
wisata kuliner.
Arifin mengatakan bahwa untuk mendapatkan bibit ikan kerapu mereka harus
membeli di Tanah Merah, Bintan mupun di Kawal dengan harga Rp.25.000,00
perekor. Untuk menunggu masa panen ikan kerapu selama sepuluh bulan kelompok
nelayan di Kampung Madung setiap bulannya mengeluarkan uang sebesar Rp.
700.000,- untuk membeli makanan ikan kerapu tersebut.
Ia menambahkan, budidaya ikan kerapu dengan kerambah jarring apung
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasar, sehingga pasokan tetap aman meski
nelayan berhenti melaut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar